“Jerami Amoniasi”
Oleh :
JONI SETIAWAN
(0910550195)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah
limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai
pakan. Pengolahan pakan disini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya
efektifitas cerna, utamanya untuk ternak ruminansia serta peningkatan kandungan
protein bahan. Beberapa alternatif pengolahan dapat dilakukan secara fisik
(pencacahan, penggilingan dan atau pemanasan), kimia (larutan basa dan atau
asam kuat), biologis (mikroorganisme atau enzim) maupun gabungannya. Pengolahan
cara fisik dan biologis memerlukan tenaga dan investasi yang cukup tinggi dan
dalam skala besar, sering kali menjadi tidak berjalan. Cara kimia dengan
“amoniasi” dirasa merupakan cara yang paling tepat dalam pengolahan ini, karena
mudah dilakukan, murah, tidak mencemari lingkungan dan sangat efisien.
Potensi jerami
padi, khususnya di Indonesia (pulau Jawa) sangat besar. Pada musim hujan para
peternak tradisional dapat memberi sapinya dengan hijauan segar yang berlimpah,
namun pada musim kemarau (paceklik) sebagian besar petani peternak memberi
pakan ternaknya dengan jerami tanpa diolah. Meskipun jerami ini dapat di makan
oleh sapi, namun sebagian tidak tercerna dan tidak akan menjadikan gemuk bagi
ternaknya. Hal ini dikarenakan jerami padi mempunyai serat kasar yang tinggi
(35 – 40%) dan protein yang rendah (3 – 4%). Dengan produksi lebih dari 26 juta
ton pertahun (di Indonesia), maka sangatlah sayang kalau potensi jerami ini
diabaikan.
1.2 Rumusan Maslah
·
Bagaimana menyediakan pakan ternak pada musim kemarau?
·
Bagaimana membuat jerami amoniasi?
·
Apa saja kandungan jerami padi?
1.3 Tujuan
·
Mengetahui cara memanfaatkan jrami padi untuk pakan sapi.
·
Mengetahui kandungan jerami amoniasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak
kerap dilakukan di daerah tropik, terutama pada musim kemarau. Tapi
penggunaannya itu mengalami kendala berupa nilai nutrisi yang rendah. Mulai
dari kandungan nitrogen, kalsium, hingga fosfor. Sebaliknya, kandungan serat
kasar(lignin, selulosa, dan silica) justru tinggi, sehingga mengakibatkan daya
cerna rendah dan konsumsinya menjadi terbatas.
Kandungan gizi jerami padi terdiri atas protein
kasar 4,5 %, serat kasar 35 %, lemak kasar 1,55 %, abu 16,5 %, kalsium 0,19 %,
fosfor 0,1 %, energi TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %, energi DE
(Digestible Energ y) 1,9 kkal/kg, dan lignin yang sangat tinggi.
Jika jerami padi langsung diberikan kepada
ternak, maka daya cernanya rendah dan proses pencernaannya lambat, sehingga
total yang dimakan per satuan waktunya menjadi sedikit.
Saat ini pemerintah masih mengimpor daging sapi
dari Australia dan Selandia Baru. Sedangkan tawaran impor daging sapi dari
Brazil ditolak berbagai lembaga seperti HKTI, KTNA, GKSI,dan Dekopin, karena
dikhawatirkan tidak terbebas dari penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Target pemenuhan swasembada daging pada tahun
2010 dilakukandengan program percepatan pencapaian swasembada daging sapi. Tahun
ini, Departemen Pertanian mengembangkan sapi sebanyak 1 juta ekor. Tentu saja
hal ini memerlukan pakan yang banyak dan berkualitas.
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak sapi potong,
kambing, dan domba, agar dapat berdayaguna dan berhasilguna diperlukan suatu
teknologi yang sederhana dan mudah dalam mengerjakannya, tetapi tetap
berkualitas. Teknologi tersebut antara lain melalui amoniasi. Amoniasi
merupakan teknik perlakuan kimiawi dengan penambahan unsur N dari urea yang
ditambahkan pada jerami, sehingga terjadi poses perombakan struktur jerami yang
keras menjadi struktur jerami yang lunak, untuk meningkatkan daya cerna
(digestibility) dan meningkatkan jumlah jerami yang dimakan (feed intake) oleh
sapi.
Prinsip dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea
sebagai sumber amoniak yang dicampurkan ke dalam jerami. Amoniasi dapat
dilakukan dengan cara basah dan cara kering. Cara basah yaitu dengan melarutkan
urea ke dalam air kemudian baru dicampurkan dengan jerami. Sedangkan cara
kering ureanya langsung ditaburkan pada jerami secara berlapis. Pencampuran
urea dengan jerami harus dilakukan dalam kondisi hampa udara (an-aerob) dan
dibiarkan/disimpan selama satu bulan. Urea dalam proses amoniasi berfungsi
untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silica yang terdapat
pada jerami, karena lignin, selulosa, dan silica merupakan faktor penyebab
rendahnya daya cerna jerami.
Proses Amoniasi
Salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah
mencari teknologi pakan yang mudah, murah, dan ekonomis. Amoniasi merupakan
salah satu pilihan terbaik.
Prinsip
amoniasi adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang dicampurkan dalam
jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan kering.
Bahan –bahan :
• 15 kg jerami
padi (kering udara)
• 870 gram urea
• 5 liter air
Peralatan :
• Timbangan
• 1 (satu)
lembar plastik (180x200 cm) untuk mencampur
• 1 (satu)
lembar plastik kantong (100 x 150 cm) rangkap atau drum bekas
• 1 (satu)
ember
• 1 (satu) alat
pengaduk
Langkah kerja
a. Kantong plastik
langsung dilapis dua dengan cara memasukkan lembar pertama ke dalam lembar
kedua. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan plastik agar tidak
bocor. Bila menggunakan drum, tidak perlu dilapis plastik.
b. Seluruh jerami
dimasukkan dalam kantong plastik atau drum
c. Larutkan urea
dengan mencampur 870 gram ke dalam ember yang berisi 5 liter air, diaduk-aduk
sampai semua urea larut.
d. Siram dan
campurkan larutan urea tersebut (sedikit demi sedikit) pada jerami yang ada di
dalam kantong plastik atau drum, diaduk-aduk dan sedikit dibolak-balik sampai
merata seluruhnya. Kemudian jerami di dalam plastik atau drum dipadatkan
(sesuai kekuatan plastik atau drum).
e. Selanjutnya
tutup (ikat) dulu lapisan plastik pertama pada bagian atasnya, kemudian baru
lapisan plastik ke dua. Kantong plastik atau drum ini dapat disimpan pada
tempat yang aman. Bila menggunakan drum maka permukaan drum ditutup dengan
plastik rangkap dua.
f. Setelah 4
minggu, amoniasi jerami padi dapat dibuka. Sebelum diberikan ternak jerami padi
amoniasi tersebut harus diangin-anginkan selama 1- 2 hari (sampai bau menyengat
amoniak hilang).
Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi
jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Proses ini dapat menambah kadar
protein kasar dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh dari amonia yang
terdapat dalam urea.
Amonia berperan memuaikan serat selulosa.
Pemuaian selulosa akan memudahkan penetrasi enzim selulase dan peresapan
nitrogen, sehingga meningkatkan kandungan protein kasar jerami.
Jerami yang telah diamoniasi memiliki nilai
energi yang lebih besar dibandingkan jerami yang tidak diamoniasi. Sebab
kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana menjadi lebih besar.
Amoniasi juga sangat efektif untuk membebaskan
jerami dari kontaminasi mikroorganisme dan menghilangkan aflatoksin yang ada di
dalamnya.
Penggunaan
teknologi amoniasi perlu dikembangkan dan ditindaklanjuti oleh para pemangku
kepentingan, agar program pencapaian swasembada daging dapat tercapai dan
terealisasi.Pengembangan secara intensif perlu dilakukan agar bisa lebih
memberdayakan sumber daya lokal dan menghindari ketergantungan impor makanan
ternak.
Jerami padi yang telah diamonasi
mempunyai kandungan protein menjadi 2 x lipat (dari 4% menjadi 9,5%) tau
meningkat 100%. Kecernaan in vitro meningkat dari 36% menjadi 73%, produksi VFA
dan NH3 meningkat cukup signifikan karena adanya peningkatan kecernaan dan
kadar protein dari bahan pakan yang diamoniasi. Dalam keadaan tertutup (plastik
belum dibuka/ dibongkar), bahan pakan yang diamoniasi dapat tahan lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Jerami
amoniasi merupakan cara pengolahan limbah pertanian sehingga dapat memanfaatkan
untuk pakan ternak
·
Jerami
amoniasi memiliki nilai nutrisi yang lebih baik dibanding jerami biasa dan
memiliki kecernaan yang baik
3.2 Saran
Harapan ke depan agar wilayah yang menghasilkan banyak limbah
pertanian seperti jerami dapat menerapkan teknologi jerami amoniasi, karena
mengingat manfaat yang banyak dan tidak memerlukan keterampilan khusus untuk
menerapkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimus. 2008. Amoniasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak.
Rahadi, syam. 2011. Teknik
Amoniasi Urea Jerami Padi Sebgai Pakan Ternak.
Suroso.2010. Kandungan Jerami Padi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar